Friday, October 26, 2012

Seribu Wanita sertai bikini parade di China

Sebuah kota di China berhasil memecahkan rekor parade bikini terbesar di dunia. Dengan total 1,085 peserta wanita berusia antara 4 hingga 70 tahun, bisa dipastikan parade ini menjadi acara yang tak terlupakan.

Peserta yang berbaris lebih dari satu mil panjangnya hanya mengenakan bikini. Parade ini digelar kota Huludao, Propinsi Liaoning, China.

Selama parade, para peserta dibebaskan untuk melakukan apapun yang mereka suka. Ada yang bermain roller-skate, ada yang melakukan tarian perut dan peserta yang lebih muda menari sepanjang parade.

Otoritas berwenang dari organisasi Guiness World Records ikut menghadiri acara tersebut dan mengeluarkan sertifikat untuk mengkorfirmasi rekor baru yang terukir.

Parade ini merupakan bagian kedua dari Pameran Bikini dan Budaya Pantai Internasional China.

Rekor sebelumnya dipegang oleh Panama City, Florida yang diikuti oleh 450 peserta wanita, yang berjalan sejauh satu mil melalui kota tersebut di bulan Maret lalu.




Monday, October 22, 2012

Misteri Ratu Pantai Selatan

Kanjeng Ratu Kidul

Di suatu masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkimpoian tersebuT bahagialah sang raja.

Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. "Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku", kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.

Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. "Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya." Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.

Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. "Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri," kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.

Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan..

Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.

Kanjeng Ratu Kidul = Ratna Suwinda
Tersebut dalam Babad Tanah Jawi (abad ke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran, Joko Suruh, bertemu dengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia menemukan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang wanita muda yang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya. Tapi sang pertapa yang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida, menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untuk bertapa di sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa dan menjadi penguasa spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jika keturunan pangeran menjadi penguasa di kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi, ia akan menikahi seluruh penguasa secara bergantian.

Generasi selanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Ke-2, mengasingkan diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruh energinya, dalam upaya mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaan utara. Meditasinya menarik perhatian Kanjeng Ratu Kidul dan dia berjanji untuk membantunya. Selama tiga hari dan tiga malam dia mempelajari rahasia perang dan pemerintahan, dan intrik-intrik cinta di istana bawah airnya, hingga akhirnya muncul dari Laut Parangkusumo, kini Yogyakarta Selatan. Sejak saat itu, Ratu Kidul dilaporkan berhubungan erat dengan keturunan Senopati yang berkuasa, dan sesajian dipersembahkan untuknya di tempat ini setiap tahun melalui perwakilan istana Solo dan Yogyakarta.

Begitulah dua buah kisah atau legenda mengenai Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan. Versi pertama diambil dari buku Cerita Rakyat dari Yogyakarta dan versi yang kedua terdapat dalam Babad Tanah Jawi. Kedua cerita tersebut memang berbeda, tapi anda jangan bingung. Anda tidak perlu pusing memilih, mana dari keduanya yang paling benar. Cerita-cerita di atas hanyalah sebuah pengatar bagi tulisan selanjutnya.

Kanjeng Ratu Kidul dan Keraton Yogyakarta
Percayakah anda dengan cerita tentang Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan? Sebagian dari anda mungkin akan berkata TIDAK. Tapi coba tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita Kanjeng Ratu Kidul memang masih tetap menjadi polemik. Tapi terlepas dari polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitos Ratu Kidul memang memiliki relevansi dengan eksistensi Keraton Yogyakarta. Hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Keraton Yogyakarta paling tidak tercantum dalam Babad Tanah Jawi (cerita tentang kanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua). Hubungan seperti apa yang terjalin di antara keduanya?

Y. Argo Twikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakat adalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkungan alam sangat penting dilakukan.

Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbal balik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatan yang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbol pun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan makhluk halus, maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa Gunung Merapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan nDelpin, dan Laut Selatan. Penguasa Laut Selatan inilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempat penguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapai keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka raja harus mengadakan komunikasi dengan "makhluk-makhluk halus" tersebut.

Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batin dalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihat oleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman.

Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatan labuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakan di tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.

Kepercayaan terhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari Bedaya Lambangsari dan Bedaya Semang yang diselenggarakan untuk menghormati serta memperingati Sang Ratu. Bukti lainnya adalah dengan didirikannya sebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1 km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakan Sumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuan sultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Penghayatan mitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakan oleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya di wilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwa jika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilang karena "diambil" oleh sang Ratu.

Selain Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudara mereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memang disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat dari malapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta) memiliki leluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentuk penghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalah pementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yang diselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan para raja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahi susuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalam wujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan.


Sampai sekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yang paling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orang dari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemu ratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa. Salah satu orang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujud sang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi. Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah lukisan.


Sunday, October 14, 2012

Rugi Besar Akibat Rokok

Pada 31 Mei masyarakat dunia kembali memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (No Tobacco Day). Sebagaimana diketahui bahwa setiap peringatan hari tersebut semua pihak diminta untuk menyadari dan mau menciptakan lingkungan yang bebas dari asap rokok, sehingga semua orang bisa bernapas lega dengan menghirup udara bersih.

Himbauan tersebut untuk sebagian orang tentu tidak mudah mematuhinya, apalagi bagi perokok aktif. Sulit memang untuk berhenti merokok meski dalam setiap bungkus rokok pemerintah atau pengusaha selalu mencantumkan tentang peringatan bahaya rokok. Peringatan tersebut adalah “merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”. Peringatan tersebut ada di setiap bungkus rokok.

Akan tetapi, hal itu tidak membawa pengaruh yang cukup signifikan untuk mengatakan berhenti merokok. Keadaan ini dapat kita lihat dengan besarnya nyali perokok untuk mengisap rokoknya, kemudian mengepulkan asapnya.

Menyikapi hal demikian dan meskipun bukan merupakan kebutuhan pokok, rokok sangat digemari oleh banyak orang. Dalam realitas kehidupan sehari-hari, rokok merupakan barang yang sering dibeli oleh konsumen secara terus menerus, tanpa peduli berapa pun harganya.

Penanggulangan masalah rokok di Indonesia memang sangat dilematis. Di satu sisi, industri rokok dianggap sebagai penghasil pajak paling besar dibandingkan dengan sektor lain. Misalnya, dapat memberikan kontribusi terhadap pemasukan keuangan negara berupa pembayaran cukai. Singkat kata, industri rokok adalah industri padat karya dan memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perekonomian bangsa.

Seperti di Kudus misalnya, banyak masyarakat di sana yang mata pencahariannya bergantung pada industri rokok. Kemudian dibidang olahraga pun pabrik rokok sering menjadi sponsor utama yang tidak kalah pentingnya. Keadaan tersebut sangat menyulitkan bagi pemerintah untuk mengurangi produksi rokok mengingat keberadaannya yang cukup penting di segala kehidupan masyarakat.

Meski keberadaannya memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat, tetapi banyak penyakit yang ditimbulkan akibat merokok. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian utama. Beberapa penyakit yang cukup berisiko tinggi pun siap menghampiri pemakainya, seperti: impotensi, kanker paru-paru, jantung koroner, bronchitis kronis, dan sebagainya.

Penelitian para ahli saraf dari tim Jurusan Neurologi Universitas Cincinnati, Amerika Serikat yang telah melakukan penelitian selama 20 tahun, bahkan membuktikan bahwa merokok menyebabkan stroke jenis Subarachnoid Hemorrage (SAH) yang ditandai dengan pendarahan otak.
10 Tipe kanker

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan mengisap satu hingga sembilan batang rokok sehari meningkatkan risiko kanker paru 4,6 kali lipat dibandingkan dengan tidak merokok.

Sementara itu, penelitian terakhir oleh United State Surgeon General, Amerika Serikat menunjukkan ada 10 tipe kanker yang disebabkan oleh rokok. Mereka juga menemukan bahwa pria perokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda dibandingkan dengan yang bukan perokok, sedangkan wanita perokok meninggal 14,5 tahun lebih muda.

Hal yang lebih mengejutkan, menurut laporan Departemen Kesehatan Amerika Serikat bahwa penyebab tertinggi kasus kematian dalam setiap tahun di Amerika Serikat ternyata penyakit akibat merokok. Urutan dari tujuh penyebab kasus kematian terbanyak yang dikutip dari laporan kematian tahunan (Comparative Causes Of Annual Deaths) selama tahun 2000 dari United States Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control (dibulatkan dalam ribuan) adalah:

* Penyakit akibat merokok 430.000 orang.
* Minuman keras 81.000 orang.
* Kecelakaan lalulintas 41.000 orang.
* Pembunuhan 30.000 orang.
* Bunuh diri 19.000 orang.
* AIDS 17.000 orang.
* Penyalahgunaan obat 14.000 orang.

Dari gambaran data ini, tampak bahwa di negara yang menghalalkan minuman keras pun, kematian akibat merokok (430.000) jauh lebih besar dari kematian akibat minuman keras (81.000). Kematian akibat merokok di Amerika Serikat hampir enam kali lebih besar daripada kematian akibat minuman keras. (Mas Ahmad Yasa, hal. 207).

Di Indonesia, perkembangan kebiasaan merokok terus saja meningkat dari waktu ke waktu, tetapi kita tidak boleh berhenti untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya rokok bagi kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu masyarakat diberikan penyuluhan tentang bahaya rokok. Penyuluhan itu bertujuan mensosialisasikan kebiasaan merokok yang bisa membunuh.

Namun yang lebih utama, penyuluhan tersebut harus ditujukan kepada remaja. Kebanyakan para perokok mulai mengisap rokok pada usia remaja. Dan yang lebih penting di sekolah-sekolah, penerapan hukuman bagi siswa yang kedapatan merokok harus diberikan sanksi yang lebih serius.

Di samping itu, bagi mereka yang belum bisa berhenti merokok, hendaknya dapat merokok di ruang-ruang tertentu sebagai kawasan bebas rokok. Singapura menerapkan ruang khusus sebagai kawasan bebas rokok, kemudian juga negara itu menegaskan bahwa mesin penjual rokok dinyatakan ilegal dan melarang perusahaan rokok menjadi sponsor acara publik (Ardiningtiyas, 2006).

Beberapa negara telah menerapkan aturan cukup keras bagi para perokok. Di Indonesia, perlu juga dipikirkan langkah-langkah untuk membuat aturan yang tegas. Kebijaksaan dan aturan itu paling tidak dapat memberikan kenyamanan bagi orang yang tidak merokok. Namun, yang lebih utama adalah untuk menjaga perkembangan hak-hak remaja ataupun anak-anak untuk tumbuh dalam lingkungan yang bebas dari asap rokok.

Kondisi ini harus segera diantisipasi, sebab jika tidak dikhawatirkan kebiasaan merokok di kalangan generasi muda akan meningkat dan itu sangat berpengaruh terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia sebagai generasi penerus bangsa.

Sumber : Oksidelfa Yanto, Peneliti CSIS, Jakarta
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...