Tuesday, August 20, 2013

Rokok dan Sang Perokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan kecanduan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.

Berikut adalah sepenggal cerita hasil wawancara dari salah seorang mitra kerja KSU Pointer yang bernama Y Stanley Hardy S. Dia merupakan pecandu rokok berat sampai akhir tahun 2008. Dia merokok mulai duduk di bangku SMP. Hingga pada saat saya wawancara dengannya, dia masih tetap merokok tetapi tidak sebanyak sebelumnya (mengurangi konsumsi rokok).

Awalnya dia cuma mencoba-coba karena faktor lingkungan. Banyak teman-temannya menawarkan rokok kepadanya. Dan mengolok-oloknya kalau tidak mau mencoba rokok, “Kalau tidak merokok tidak jantan” Kalimat tersebut merupakan salah satu olokan dari teman-temannya. Kemudian dia mencoba dan sampai akhirnya kecanduan rokok, dua bungkus rokok dia habiskan dalam satu hari.

Selain faktor dari teman-temannya yang sebagian besar adalah pecandu rokok, ternyata orang tua (Ayah) merupakan pecandu rokok berat dan juga merupakan pekerja di salah satu pabrik rokok, sehingga tidak ada larangan walaupun dia merokok di dalam rumah.

Sampai akhirnya dia mengenal KSU Pointer dan mendapatkan informasi tentang bahaya merokok, serta ditunjukkan pula gambar tubuh perokok. Tetapi dia masih belum bisa berhenti merokok sepenuhnya. Yang biasanya dua bungkus rokok dia habiskan dalam waktu satu hari, kini hanya menghabiskan 6-10 batang rokok per hari.

Saat itu, dia mengatakan bahwa setelah mengurangi konsumsi merokok, banyak perubahan yang dirasakannya, antara lain:

1. Napas jadi enak, yang sebelumnya pernah merasakan batuk dan napas yang berat kini batuk-batuk lebih berkurang.
2. Berat badan bertambah karena nafsu makan menjadi meningkat.
3. Ruangan tidak lagi bau rokok.
4. Keluarga ikut senang karena tidak bau asap rokok lagi di mana-mana.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...