Pertunjukan monyet atau yang kita kenal dengan topeng monyet juga awam ditemukan di berbagau kota di Pakistan. Monyet-monyet ini menghibur penonton dan melakukan berbagai atraksi mengenakan kostum gemerlap.
Buat para pawangnya, monyet-monyet ini menjadi sumber pemasukan yang penting. Pawang juga memiliki ikatan kuat dengan si monyet. Biasanya monyet-monyet ini ditangkap di alam liar saat masih bayi lalu dilatih. Seekor monyet yang dilatih bisa dihargai 20ribu-30 ribu rupee (Rp2,2 juta-Rp3,3 juta)
Seorang pelatih monyet, Ataullah Niazi, 46, memiliki tiga ekor monyet yang dia sayangi seperti layaknya anak sendiri. Monyet-monyet ini bisa membawa 500 rupee (Rp55 ribu) sehari, sehingga membantu menafkahi delapan anggota kelaurganya. Ataullah sudah melakukan pekerjaan ini sejak ia berusia 11 tahun.
Monyet-monyet ini butuh tiga bulan untuk dilatih sampai bisa menari, memberi hormat, menyalami tangan orang, atau melakukan berbagai trik lain, kata Niazi. Biasanya para pemilik monyet ini akan pergi ke Bukit Swat atau kota Murree, di luar Islamabad, untuk mencari bayi monyet.
Namun aktivis perlindungan hewan mengritik praktik topeng monyet ini. "Ini adalah pelanggaran undang-undang satwa liar," kata Atif Yaqub, pejabat di Yayasan Satwa Liar Pakistan. Monyet-monyet ini tak jarang disiksa oleh pelatihnya yang memukuli mereka dengan tongkat dan mengikat tali di leher mereka agar tidak kabur.
Berikut adalah foto-foto topeng monyet Pakistan oleh fotografer Associated Press Muhammed Muheisen.
No comments:
Post a Comment